PARA peneliti baru-baru ini telah melakukan pengukuran pergeseran merah gravitasi matahari dengan tingkat presisi yang tinggi. Mereka membenarkan prediksi teori yang dikemukakan Albert Einsten pada 1920. Kala itu Einstein menulis teorinya mengenai pergeseran merah matahari.
“Bagi matahari pergeseran abang diprediksi dua per sejuta panjang gelombang. Apakah efek ini benar-benar ada, masih menjadi pertanyaan terkuak. Para astronom saat ini masih terus melakukan penelitian, bagi matahari efeknya sangat sulit dinilai karena efeknya sangat kecil, ” tulis Einstein kala itu, dikutip dibanding IFL Science , Senin (12/10/2020).
Baca juga: Bulan Membayangkan Cahaya Matahari Dijelaskan dalam Alquran dan Sains
Foton ialah pertikel cahaya yang dapat dipengaruhi oleh medan gravitasi. Jalur foton ini dapat dibengkokkan oleh objek padat dan panjang gelombangnya bisa meregang saat keluar dari sumur gravitasi.
Laporan jurnal Astronomy and Astrophysics menyebutkan panjang gelombang cahaya yang keluar hendak bergeser sedikit ke arah abang. Inilah yang disebut pergeseran abang gravitasi.
Baca juga: Awal Pekan, Cuaca DKI Jakarta Diprediksi Cerah Berawan
Pengukuran pergeseran merah matahari memerlukan penghampiran yang tepat. Langkah pertama secara melihat spektrum matahari. Sederhananya, itu seperti menggunakan prisma dan melahirkan semua warna yang membentuk cahaya matahari. Pada spektrum itu terdapat garis-garis gelap yang dibuat oleh elemen-elemen di matahari.